Senin, 30 Agustus 2010

Misteri Unik dari Angka Bilangan di Indonesia

Inilah sebuah fakta dan Misteri Unik dari Angka Bilangan di Indonesia. Setiap negara bangsa, negara dan daerah pasti memiliki penyebutan sendiri untuk angka-angka dari satu, dua sampai dengan sepuluh. Misalnya angka tiga kita menyebutnya di Indonesia tapi di negara lain ada yang menyebutnya tri, three, san, tolu dan lain sebagainya.
Bahkan bila ada yang masih ingat angka-angka tersebut dalam bahasa daerah teman-teman masing-masing dari satu sampai sepuluh maka kadang ada angka yang penyebutannya sama dan ada pula yang berbeda dengan Bahasa Indonesia. Mungkin tergantung dari enaknya di lidah atau di telinga.
Langsung saja. Di sini saya bukan mengajarkan Anda berhitung tapi coba perhatikan deretan angka-angka di bawah ini.
1 = Satu
2 = Dua
3 = Tiga
4 = Empat
5 = Lima
6 = Enam
7 = Tujuh
8 = Delapan
9 = Sembilan
Ternyata setiap bilangan mempunyai saudara ditandai dengan huruf awal yang sama. Bila kedua saudara ini dijumlahkan angkanya, maka hasilnya pasti sepuluh. Contohnya Satu dan Sembilan.. Mempunyai huruf awal yaitu S dan bila diumlahkan satu dan sembilan hasilnya adalah sepuluh.
Begitu juga dengan Dua dan Delapan, Tiga dan Tujuh kemudian Empat dan Enam. Terurut sampai dengan angka Lima. Lima dijumlah dengan dirinya sendiri juga hasilnya sepuluh.
Tidak sampai disitu, ternyata huruf awalnya juga punya peranan penting terbentuknya bilangan itu. Misalnya Satu dan Sembilan sama-sama huruf awalnya adalah S yang secara kebetulan berada pada urutan 19 dalam alpabet. Bila angka satu dan sembilan dijumlahkan kemudian dibagi dua untuk mencari rata-ratanya maka hasilnya adalah 5. Bentuk angka 5 sangat identik dengan huruf S.
Kemudian Dua dan Delapan. Huruf awalnya adalah D yang urutan keempat. Bila delapan dibagi dua maka hasilnya adalah empat (pembenaran).
Selanjutnya Empat dan Enam. Huruf awalnya adalah E yang urutan kelima. Lima berada diantara Empat dan Enam (pembenaran lagi).
Sedangkan angka Lima huruf awalnya adalah L. Dimana L digunakan untuk simbol angka lima puluh dalam perhitungan Romawi (pembenaran yang masih nyambung).
Lalu bagaimana dengan Tiga dan Tujuh? Ternyata susah cari pembenarannya. Ditambah, dikurang, dibagi dan dikali ternyata belum juga ketemu. Tiga dikali tujuh hasilnya 21, kurang satu angka dengan huruf T yang urutan ke 20. Tapi simbol V digunakan untuk menunjukkan angka tujuh dalam perhitungan Arabic. Dan V diurutan ke-22.
Ternyata, tidak pake matematika. Cukup ditulis saja dikertas kosong kemudian pasti bisa ketemu hubungannya. Coba tulis huruf T kecil (t) di sebuah kertas. Kemudian putar kertasnya 180 derajat maka kamu bisa lihat angka tujuh dengan jelas. Lalu bagaimana dengan angka tiga? Juga sama. Tulis huruf T besar di kertas pake font Times New Roman kemudian putar 90 derajat ke kanan searah jarum jam. Tada…. Kamu pasti bisa lihat angka tiga dengan jelas. Tapi sedikit mancung. (pembenaran yang juga dipakasakan sekali).
Pola unik ini mungkin hanya bisa ditemukan di Indonesia. Lalu bagaimana dengan di Malaysia yang juga memakai bahasa yang sama? Ternyata di Malaysia angka 8 tidak disebut sebagai Delapan tapi Lapan. Jadi pola ini hanya milik Indonesia. Jangan sampai diklaim juga sama mereka.
Sumber: http://icang69.blogspot.com/Misteri Unik dari Angka Bilangan di Indonesia

Tentang Nyamuk



TRIBUNNEWS.COM-  Banyak orang merasakan digigit nyamuk, baik suka atau tidak suka hewan kecil pengisap darah itu seakan tahu keberadaan objeknya. Walau orang "sembunyi" di rumah, kantor, sekolah, ladang, sawah, sungai atau hutan dan tempat lain nyaris tidak pernah lepas dari kedatangannya nyamuk.

Dengan ilmu apa nyamuk bisa tahu calon mangsanya? Para pakar penasaran dengan hewan kecil perantara kuman dan virus demam berdarah, malaria dan kaki gajah ini.

Davis, ilmuwan dari Universitas California berhasil menguak teka-teki tersebut setelah menemukan aroma khusus pada manusia atau  burung hingga menjadi perangsang kehadiran nyamuk Culex.

Bau tersebut berasal dari senyawa kimia yang disebut nonanal. Bahan ini termasuk semiochemical kuat, yakni zat atau campuran bahan kimia yang dapat membawa pesan. Aroma khas nonanal dapat "mengundang" Culex dan menuntunnya menemukan sumber darah.

Menurut profesor ahli serangga Walter Leal, Nonanal yaitu cara bagaimana mereka menemukan sasarannya. Sungut Culex quinquefasciatus dirancang sangat canggih untuk mengenali nonanal, meskipun dalam kadar sangat rendah sekalipun, maka Culex akan mengenali bau tersebut melalui saraf penerima bau yang terletak pada sungutnya.

Para peneliti menguji ratusan senyawa alami yang dipancarkan oleh manusia dan burung. Mereka mengumpulkan senyawa kimia beraroma dari 16 orang dewasa yang mewakili beragam ras dan kelompok etnis.

Kemudian mengukur kekhususan (spesifisitas) dan kepekaan (sensitivitas) saraf penerima bau ke senyawa yang telah dikumpulkan tersebut pada sungut nyamuk. Cara ini pernah dilakukan peneliti bernama Syed Zain yang juga penasaran dengan sungut nyamuk.

Leal dan Syed berpendapat bahwa nonanal yang mereka temukan tersebut bekerja saling menguatkan dengan karbondioksida. Gas karbon dioksida ini sudah lama dikenal sebagai zat penarik kedatangan (atraktan) nyamuk.

Dengan memberi umpan perangkap nyamuk berupa campuran nonanal dan karbon dioksida, akhirnya nyamuk benar-benar datang bahkan mampu mengundang sekitar 2.000 nyamuk dalam satu malam saja.

Nonanal yang dicampur karbondioksida dapat meningkatkan hasil tangkapan lebih dari 50 persen bila dibandingkan dengan perangkap berumpankan karbon dioksida saja. (berbagai sumber)
tribunnews.com

Seni Daur Ulang yang Keren Abiez

 

Seni Daur Ulang dewasa ini menjadi semakin populer di dunia untuk menyadarkan pentingnya daur ulang ekstrem. Banyak seniman menemukan cara-cara luar biasa dan kreatif untuk mengubah sampah menjadi harta karun.

Seni Daur Ulang, merupakan kontribusi yang luar biasa tidak hanya pada dunia seni tetapi untuk dunia itu sendiri. Seniman yang menggabung-gabungkan benda daur ulang ke dalam karya seni mereka hingga berhasil menghemat jutaan benda yang tadinya terbuang sia-sia, memenuhi tanah dan mencemari bumi.

Inilah 10 karya seni daur ulang yang tidak dalam urutan tertentu, karena masing-masing dari mereka memancarkan keunggulan yang menakjubkan dengan cara mereka sendiri


Bike Arch
Bahan Utama: Sepeda
Seniman: Mark Grieve & Ilana Spector


Gerbang daur ulang yang menakjubkan ini, diciptakan oleh seniman Mark Grieve dan Ilana Spector, Dimulai beberapa tahun yang lalu di Black Rock Desert, NV. Konsep kreatif berasal dari tugas yang diberikan kepada Mark Grieve untuk menciptakan sebuah pintu masuk ke wilayah di mana banyak orang memarkir sepeda mereka. Black Rock Desert, rumah tahunan Burning Man Proyek, adalah tempat sempurna untuk menyelesaikan tugas mereka


Moby the Frog
Bahan Utama: Telepon Genggam
Seniman: Anthony Wilson

Moby the Frog diciptakan oleh seniman asal Inggris, Anthony Wilson. Anthony memulai debut seni daur ulang di WWT London Wetland Center for The Love London Recycled Sculpture yang diluncurkan pada 4 Juni 2009. Karya seni kreatif terutama dibuat dari ponsel daur ulang yang disumbangkan oleh perusahaan besar yang disebut Regenersis. Ide kreatif Wilson juga memiliki tujuan yang indah untuk mempromosikan kampanye untuk mendaur ulang ponsel.


All American Girl
Bahan Utama: Formulir Pajak & Surat-Surat Bekas
Seniman: Sandhi Schimmel Gold


Seniman asal Amerika, Sandhi Schimmel telah menguasai seni mengubah limbah kertas yang tak terpakai menjadi mosaik yang unik yang sangat indah. Bahan-bahan limbah kertas yang termasuk dalam mosaiknya yaitu: kertas menu, surat bekas, kartu ucapan, iklan brosur, dan banyak lagi. Dia menyatukan berbagai surat kabar, gambar dan teks, untuk membentuk potret yang tidak seperti apapun yang pernah Anda lihat! Tujuannya adalah menciptakan potret yang unik sambil membantu lingkungan dengan menggunakan kembali benda-benda tak terpakai yang sering dibuang begitu saja. Koleksi karya seni Schimmel tidak hanya benar-benar menakjubkan tapi 100% ramah lingkungan


Polar Bears
Bahan Utama: Kantung Plastik
Seniman: Tone Holmen


Ide kreatif Polar Bears pertama kali dipamerkan di Kebun Binatang London pada tanggal 8 Agustus 2008. Sang pembuat, Tone Holmen adalah seorang seniman asal Norwegia yang bekerja membahas perubahan iklim, peta, geografi dan bentang alam. Holmen mengatakan bahwa tema untuk karya seni nya adalah, "perubahan iklim dan bagaimana hal itu mempengaruhi bumi kita". Dia memiliki minat khusus untuk daerah kutub dan mencairnya es serta gletser.


Patchwork Dog
Bahan Utama: Mainan
Seniman: Robert Bradford


Robert Bradford dikenal sering menggunakan mainan anak-anak dalam karyanya, yang kebanyakan ditemukan di penjualan garasi. Dia menggunakan mainan daur ulang untuk membuat kesan menyenangkan dan unik. Desain kreatif Bradford telah sukses di kelas internasional. Dia mulai menciptakan karya ini kembali pada tahun 2004. inspirasinya berawal dari sebuah kotak mainan anak-anak yang berada di sampingnya ketika Ia duduk di ruang kerjanya. Beberapa karya seni kreatif mencakup sampai 3.000 mainan digunakan untuk pembuatan sebuah karya. Bahkan beberapa hasil karya Bradford telah terjual hingga $ 19.000.


Very Hungry God
Bahan Utama: Beragai Perkakas Dapur
Seniman: Subodh Gupta


Seni patung daur ulang kreatif ini dibangun pada tahun 2006 oleh Subodh, sorang seniman India. Gupta mendapat inspirasi dari masa kecilnya, Ia sangat suka untuk memasukkan benda akrab dari masa kecilnya. Patung tengkorak raksasa ini diciptakan dari peralatan dapur stainless steel, memang cara yang mengagumkan untuk membangun seni daur ulang yang kreatif



Snowman

Citra ukuran hidup manusia salju ini didaur ulang diambil beberapa tahun yang lalu di Santa Claus Parade di Ontario. Ini dibangun oleh pusat penitipan anak lokal dan dibuat dari kotak kosong Oscar Mayer kosong dan sampah dari Paket Kool Aide. Ide yang mengagumkan untuk menggabungkan makan siang anak-anak menggunakan produk-produk daur ulang, khususnya yang disusun oleh sebuah tempat penitipan anak. Selain itu, ini bagian yang unik adalah cara kreatif untuk mengajari anak-anak untuk mendaur ulang.


Forevertron
Bahan Utama: Besi Tua
Seniman: Tom Every


Tom Every, yang dikenal juga sebagai Dr Evermor, tidak hanya membangun sebuah patung dari bahan daur ulang tetapi seluruh taman. Seni daur ulang luar biasa ini dibangun dari sisa-sisa besi tua yang berusia sampai 100 tahun, termasuk didalamnya komponen bersejarah seperti ruang dekontaminasi dari misi luar angkasa Apollo.
Ia menghabiskan lebih dari 10 tahun mengumpulkan berbagai potongan-potongan besi tua. Pada tahun 1983 ia mulai membangun Forevertron, selain mnampilkan taman juga termasuk seni lainnya termasuk serangga raksasa dan simfoni burung. Forevertron sendiri berdiri setinggi 50 kaki, lebar 120 kaki, 60 meter dan berat 320 ton. Hal ini benar-benar suatu pemandangan yang menakjubkan untuk dilihat. Taman ini terletak di Wisconsin off Highway 12 di North Freedom, dekat danau Devil's .


RoboMan
bahan utama: Suku cadang motor
seniman: Robosteel


Robosteel adalah perusahaan desain yang menciptakan karya seni luar biasa dari daur ulang mobil, motor, dan pesawat. Robosteel didekati oleh carole nash international motor dan scooter show untuk menciptakan kehidupan patung yang 100% terbuat dari bagian-bagian sepeda motor. Patung seni daur ulang luar biasa dan kreatif, motor cycle man aka roboman, berdiri setinggi lebih dari 6 kaki dan terdiri dari lebih dari 1000 bagian dari produsen sepeda motor seperti yamaha dan suzuki. Robosteel membutuhkan lebih dari 750 jam untuk membangun sebuah karya ini


Trash People
bahan utama: Komponen komputer & kaleng bekas
seniman: Ha schult


Penciptaan menakjubkan ini berasal dari seniman kreatif dan berani, Ha Schult. Trash people dibuat hingga berjumlah 1000 buah, yang semuanya dibangun dari kaleng aluminium, komponen komputer, dan plastik. Schult mulai menciptakan patung-patung berukuran sebenarnya ini pada tahun 1996, butuh lebih dari 6 bulan dan 30 asisten untuk menyelesaikan proyek luar biasa ini.
Schult membuat keputusan untuk menampilkan koleksi tokoh-tokoh seni daur ulang pada perjalanan di dunia dan menunjukkannya di lokasi-lokasi yang terkenal. Untuk saat ini, mereka telah ditampilkan lebih dari selusin lokasi termasuk Piramida Mesir, Tembok Besar China, La Grande Arche di Paris, New York dan masih banyak lagi.
Ide-ide kreatif Schult yang berasal dari tanggapannya terhadap isu-isu kontemporer. Karyanya berdiri untuk membuat pernyataan dan dilengkapi dengan pesan. Koleksi perjalanan seni daur ulang adalah ungkapan berani dan kreatif yang secara fisik memungkinkan dunia untuk melihat jumlah limbah yang mereka hasilkan, sebuah pesan yang baik, kuat, dan jelas


Mudah-mudahan, ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua, sebuah pengingat bahwa hal-hal besar berasal dari daur ulang dan merupakan bagian kita untuk menyelamatkan planet bumi yang kita diami selama ini.
 
tongberisi.net

Minggu, 29 Agustus 2010

Membuat Boneka Chipmunk dari Bekas Sarung Tangan




indowebster.com

Formasi Awan Langka dan Indah

Lagi jalan-jalan nggak sengaja nemu ini,, nggak peduli ini asli atau editan. Yang pasti kereeeeeeeenn... :D
Formasi Awan Paling Langka dan Indah, Berikut adalah foto-foto formasi paling indah dan langka yang pernah tertangkap mata kamera:

sumber: http://unic77.blogspot.com/2010/08/formasi-awan-paling-langka-dan-indah.html

Selasa, 03 Agustus 2010

Asal Usul Nama Indonesia


Saya yakin bahwa sebagian besar Warga Negara Indonesia tidak mengetahui secara pasti bagaimana sejarah Nama Indonesia, kalaupun ada yang tahu itu dipastikan hanya sekian persen dari keseluruhan Warga Negara Indonesia. Padahal sangatlah penting kita mengetahui bagaimana asal usul nama Indonesia yang sekarang ini kita pakai.

Didalam mata pelajaran sejarahpun, asal muasal nama Indonesia hampir tidak ada, kalaupun ada hanya sedikit yang menyinggungnya, makanya ketika saya iseng-iseng nanya pada seorang pelajar SMU baru-baru ini tentang sejarah nama Indonesia, saya tidak heran ketika si pelajar mengatakan tidak tahu dan tidak hapal.Untuk itu mari kita berbagai cerita mengenai asal usul nama Indonesia.

Pada zaman purba, kepulauan tanah air disebut dengan aneka nama. Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan tanah air dinamai Nan-hai (Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno bangsa Indoa menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa (Pulau Emas, yaitu Sumatra sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara. Bangsa Arab menyebut tanah air kita Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan adalah benzoe, berasal dari bahasa Arab luban jawi (kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil "Jawa" oleh orang Arab. Bahkan orang Indonesia luar Jawa sekalipun. Dalam bahasa Arab juga dikenal Samathrah (Sumatra), Sholibis (Sulawesi), Sundah (Sunda), semua pulau itu dikenal sebagai kulluh Jawi (semuanya Jawa).
Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah "Hindia". Semenanjung Asia Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai "Hindia Belakang". Sedangkan tanah air memperoleh nama "Kepulauan Hindia" (Indische Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien) atau "Hindia Timur" (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang juga dipakai adalah "Kepulauan Melayu" (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel Malais).
Pada jaman penjajahan Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur).
Eduard Douwes Dekker ( 1820 – 1887 ), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde, yang artinya juga "Kepulauan Hindia" ( Bahasa Latin insula berarti pulau). Nama Insulinde ini kurang populer.
Nusantara
Pada tahun 1920, Ernest Francois Eugene Douwes Dekker ( 1879 – 1950), yang dikenal sebagai Dr. Setiabudi (cucu dari adik Multatuli), memperkenalkan suatu nama untuk tanah air kita yang tidak mengandung unsur kata "India". Nama itu tiada lain adalah Nusantara, suatu istilah yang telah tenggelam berabad-abad lamanya. Setiabudi mengambil nama itu dari Pararaton, naskah kuno zaman Majapahit yang ditemukan di Bali pada akhir abad ke-19 lalu diterjemahkan oleh JLA. Brandes dan diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada tahun 1920.
Pengertian Nusantara yang diusulkan Setiabudi jauh berbeda dengan pengertian nusantara zaman Majapahit. Pada masa Majapahit, Nusantara digunakan untuk menyebutkan pulau-pulau di luar Jawa (antara dalam Bahasa Sansekerta artinya luar, seberang) sebagai lawan dari Jawadwipa (Pulau Jawa). Sumpah Palapa dari Gajah Mada tertulis "Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa" (Jika telah kalah pulau-pulau seberang, barulah saya menikmati istirahat).
Oleh Dr. Setiabudi kata nusantara zaman Majapahit yang berkonotasi jahiliyah itu diberi pengertian yang nasionalistis. Dengan mengambil kata Melayu asli antara, maka Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu "nusa di antara dua benua dan dua samudra", sehingga Jawa pun termasuk dalam definisi nusantara yang modern. Istilah nusantara dari Setiabudi ini dengan cepat menjadi populer penggunaannya sebagai alternatif dari nama Hindia Belanda.
Sampai hari ini istilah nusantara tetap dipakai untuk menyebutkan wilayah tanah air dari Sabang sampai Merauke.
Indonesia
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan ( 1819 – 1869 ), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Ingris, George Samuel Windsor Earl ( 1813 – 1865 ), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.
Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations. Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis:
"... the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians".
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon ( Srilanka ) dan Maladewa. Earl berpendapat juga bahwa nahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.
Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago. Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah "Indian Archipelago" terlalu panjang dan membingungkan. Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan:
"Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago".
Ketika mengusulkan nama "Indonesia" agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama "Indonesia" dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.
Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826 – 1905 ) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air pada tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah "Indonesia" di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indie tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah "Indonesia" itu dari tulisan-tulisan Logan.
Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat ( Ki Hajar Dewantara ). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.
Nama indonesisch (Indonesia) juga diperkenalkan sebagai pengganti indisch (Hindia) oleh Prof. Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander (pribumi) diganti dengan indonesiër (orang Indonesia).
Identitas Politik
Pada dasawarsa 1920-an, nama "Indonesia" yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga nama "Indonesia" akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan. Akibatnya pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu.
Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.
Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya,:
"Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut "Hindia Belanda". Juga tidak "Hindia" saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya."
Di tanah air Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924). Pada tahun 1925, Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama "Indonesia". Akhirnya nama "Indonesia" dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.
Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat; parlemen Hindia Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Hindia Belanda agar nama "Indonesia" diresmikan sebagai pengganti nama "Nederlandsch-Indie". Tetapi Belanda menolak mosi ini.
Dengan jatuhnya tanah air ke tangan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama "Hindia Belanda". Lalu pada tanggal 17 Agustus 1945, lahirlah Republik Indonesia.

indonesiakemarin.blogspot.com

Statistik