Senin, 26 Juli 2010

Siswa Mencontek, Salah Siapa??

Jam 22.23 WIB... Berhubung ngga bisa tidur, mending nulis lagi^^. Tiba-tiba aja kepikiran judul di atas. Oke deh kita bahas.

Nyontek sepertinya sudah seperti tradisi yang ngga bisa diilangin ya.. Bahkan sepertinya mencontek sudah jadi hal yang biasa terjadi pada pelajar-pelajar di jaman sekarang ini. Yah, meskipun ngga semua pelajar yang mencontek, tapi itu sudah menjadi hal yang umum bagi mereka. Sewaktu mencontek, mereka bermodal nekat dan melupakan dosa (padahal sadar kalau dosa tapi teteeep juga nyontek) dan melupakan kepercayaan dirinya untuk mengerjakan soal-soal itu.

Apalagi diwaktu musim ujian kita akan sering mendengar:
*"Aduh, gw baru belajar dikit nih. Modal gw tinggal nyontek nih."

*"Untung tadi gw pegang contekan, coba kalo gak."

*"Ulangan kmaren ni guru kalo ngasih soal gak kira-kira, pokoknya kali ini contekan gw harus tebel biar bisa ngebabat ni soal."

*"Sialan, nilai gw kmaren gocap. Itu juga karna contekan, coba kalo gak??"

*"Bentar lagi ujian mulai, modal gw contekan sama temen jenius d depan gw."

Kira-kira begitulah. Seiring berkembangnya jaman, variasi mencontek juga semakin bervariasi tentunya. Dari mulai tulis contekan di meja, tulis di paha, sobekan kertas yang diselipin di tempat tertentu, ngumpetin hape buat sms, sampai ada yang nekat naro buku pelajaran di kolong meja.
Sebenarnya kalau dipikir-pikir, mencontek itu memang kesalahan dari murid itu sendiri yang malas belajar. Tapi sebenarnya nyontek itu bukan 100% kesalahan murid, tapi cuma 99,9% aja. Yang 0,1%?? yang 0,1% biasanya karena faktor-faktor lain.
Misalnya:
*Gangguan,
mungkin di rumah lagi mati lampu, jadi ngga bisa belajar. Atau tetangga samping rumah lagi hajatan plus speaker gede yang bisa mecahin telinga, bikin susah konsentrasi buat belajar.
*Ada materi yang belum sempat diajarkan sang guru.
*Ulangan dilakukan untuk mendapatkan nilai bagus dirapot.
Mungkin itu yang ada dipikiran sebagian siswa, mereka berpikir harus mendapatkan nilai baik agar guru tidak marah, dan malu atau dianggap bodoh oleh teman-temannya. Sehingga bagi mereka yang kurang belajar akan memilih mencontek sebagai alternatifnya.

Kalau menurut aku, seorang guru harus bisa menanamkan pemikiran kepada si pencontek, kalau tujuan dari diadakannya ujia itu untuk mengukur kemampuan seorang siswa sejauh mana dia bisa memahami pelajarannya. Dan seharusnya guru seharusnya menghargai hasil ulangan muridnya dan jangan membuat murid kecewa atau terpojok meskipun hasil ulangannya jelek. Langkah selanjutnya, sang guru harus membangkitkan semangat murid supaya mau meningkatkan kemampuannya. Kalau di dalam hati murid sudah tertanam bagaimana pentingnya ulangan, semoga murid sadar akan kemampuannya dan lebih semangat belajar segiat mungkin. Karena untuk mengubah seseorang, yaitu kita harus menyentuh hatinya dan menanamkan motivasi atau hal positif lainnya.


Aku nulis tema ini, bukan berarti aku ngga pernah mencontek. Dari SD-SMP aku bisa dibilang termasuk rajin mencontek waktu ujian. Tapi semenjak kelas 3SMP, aku pernah ngelakuin kesalahan terbesar dan sejak itu aku berusaha merubah sifat aku untuk ngga mencontek waktu ujian semasa SMA (terkecuali PR, karena ngga ngerti jawabannya dan jeda antara aku sampe sekolah dan bel masuk pendek, alternatifnya ya contek^^ jangan ditiru ya^^v)
Bahkan sampai UN matematika (sewaktu tryout cuma satu kali yang lulus), aku ngerjain soal sampe badan gemeteran saking susahnya. Sempet aku coba mau nanya sama murid lain, tapi selalu nol hasilnya. Mungkin Tuhan ngga ngijinin aku untuk mencontek. Dalam hati aku berdoa, ya-ALLAH kalau memang aku ngga boleh mencontek, tolong bantu aku paling ngga untuk melewati batas minimal nilai UN. Dan mau tau hasil nilainya?.. hmm, meskipun ngga bagus tapi aku bersyukur bisa lulus dan nilai matematika itu adalah nilai tertinggi dari nilai-nilai tryout matematika aku sebelumnya but i'm happy. Sekarang yang ada dipikiran aku adalah, apa kita lebih percaya contekan daripada ALLAH??
Aku juga berpikir, kalaupun pada akhirnya dinyatakan ngga lulus, yah mungkin ini batu sandungan untuk masa depan yang lebih baik. (karena ada seseorang yang mengalami itu, tapi dia sekarang menjadi orang yang sukses).

Semoga aku bisa lebih baik lagi dimasa-masa kuliah^^

"Belajar untuk ujian" bukan "ujian untuk belajar"


Sebelumnya maaf kalau ada kata-kata yang menggagu, karena aku nulis cuma untuk menyalurkan hobi aja^^

Bumi itu indah tanpa perselisihan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

satu komentar memberikan satu semangat baru tuk nulis lagiiiiii^^

Statistik